Friday, March 25, 2011

Buat Bumi Maya (BBM)

"JelAz dunk! Ha.. Ha.. Ha..!! ;-D". Satu pesan dari Ranti terbaca di layar smartphone-ku.

"Ha.. Ha.. Ha..!! KaMu bz AJa, Ran!" Kuketik secepat mungkin dan kukirim balasan dari pesan Ranti tadi sambil tak dapat menahan tawaku.

"Ha.. Ha.. Ha..!!" Tidak lebih dari sepuluh detik kemudian balasan dari Ranti aku terima lagi.

Melalui BBM, salah satu fasilitas dari smartphone BlackBerry, aku dan Ranti selalu berkomunikasi sangat akrab. Setiap hari, seperti tidak ada bosannya kami saling menyapa, tidak peduli tempat dan tidak peduli waktu. Saat bersantai, maupun saat kerja, di rumah saat sendirian, ataupun saat di keramaian, terus saja kami berkomunikasi dengan sangat akrab.  Komunikasi serupa juga aku lakukan dengan teman-temanku lainnya, baik komunikasi secara personal maupun secara group.

Ranti merupakan salah satu teman yang kukenal dari teman SMA-ku, kami berkenalan waktu acara ulang tahun Yudha 2 bulan lalu. Aku dan Ranti tidak begitu banyak ngobrol waktu itu, hanya bertemu, salaman, kenalan, ngobrol basa-basi sedikit, saling tukar no HP dan PIN BB, kemudian dia dan teman SMA-ku pamit pulang karena ada acara lain. Setelah itu, kami lebih intens berkomunikasi lewat BBM.

"Eh, Qta Ktmuan yux!" Satu pesan dari Ranti aku terima waktu aku baru mau berangkat makan siang ke kantin saat jam istirahat kantor tiba.

"Wah, maU dOng!!" Balasku.

Akhirnya kami janjian untuk bertemu, sore jam 18.00 setelah pulang kerja di salah satu cafe sebuah mall di Jakarta Selatan.

Jam 18.10 aku baru sampai di tempat janjian, kemacetan Kota Jakarta memang luar biasa. Dengan bergegas aku masuk ke cafe itu, kulihat Ranti sudah duduk di sofa panjang warna merah menyala sambil memainkan BB di tangannya, dia memilih meja di sudut ruangan.

"Hai Ran!! Sorry gue telat.." Kataku, sambil terburu mendatangi meja-nya.

"It's OK, ayo duduk!" Dia mempersilahkanku duduk di kursi di depannya. Akupun segera melepaskan tas-ku dan menaruhnya di kursi sebelah kananku, dan duduk menyandarkan punggungku ke kursi. Kami duduk saling berhadapan, kursi yang aku duduki itu terasa sangat nyaman, maklumlah aktifitas di kantorku dan macet selama perjalanan pulang benar-benar membuat kepala berat, mata sepet, tulang belakang kaku, pantat penat, dan betis seperti mau meledak.

"Ah, nyamannya kursi ini.." Kataku yang langsung diiyakan oleh Ranti.

Berkebalikan dengan rasa nyaman kursi tadi, suasana pertemuan yang terjadi antara aku dan Ranti ternyata tidak demikian, aku merasakan pertemuan ini benar-benar kaku, sangat berbeda dibandingkan saat kami berkomunikasi lewat BBM. Bisa jadi disebabkan karena tubuhku yang kelelahan, atau mungkin juga karena perhatianku yang teralih karena harus membalas  PING!! teman-teman BB-ku yang lain, atau karena Ranti juga terlalu sibuk dengan BB di tangannya.
Satu jam akhirnya berlalu, tetapi tidak banyak hal yang aku dan Ranti bisa bicarakan, hanya sedikit basa-basi di sela-sela "kesibukan" dengan BB kami masing-masing.

"Wah, gue harus segera cabut, nih. Ada acara lain lagi nanti malem.." Kata Ranti setelah menghabiskan segelas Strawberry Milkshake-nya.

Selepas dia pergi, aku jadi kepikiran tentang momen pertemuan barusan, ada penyesalan di hatiku. "Mengapa aku sia-siakan pertemuanku dengan Ranti tadi?"

Aneh ya.. Mengapa aku bisa jauh lebih akrab berkomunikasi melalui BBM dibandingkan ketika harus bertemu dan berkomunikasi langsung? Aku jadi tersadar juga kalau selama ini aku telah mengabaikan orang-orang di sekitarku. Aku juga tersadar telah dibuat menjadi "autis" oleh alat kecil canggih ini.

Sampai di rumah, aku keluarkan kartu SIM dari BB-ku dan memasangkan kembali ke dalam HP monophonic-ku terdahulu yang telah teronggok di atas lemari baju-ku sejak 6 bulan yang lalu.

"Aku mau kehidupan nyataku kembali seperti dahulu..!" Kataku penuh keyakinan.


Jakarta 21 Maret 2011
Wah, jempolku pegel banget..

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home